Postingan

Menampilkan postingan dengan label Social Post

Memilih Menjadi Keramik

Menjadi keramik.  Biasanya mengungkapkan bahasa keramik, kita bisa lihat generasi tua atau generasi yang lebih muda. Biasanya generasi yang lebih tua akan mnenyebutnya tegel, sedangkan generasi yang lebih muda akan menyebutnya keramik.  Keramik ini termasuk kategori barang pecah belah seperti piring dan gelas. Menjadi keramik ini merupakan pilihan, seperti indah dipandang atau tidaknya, berkualitas atau tidaknya atau bahkan sesuaikah pada tempatnya.  Menjadi keramik, mengikuti proses dari bahan material berupa clay atau tanah liat yang diolah pada temperature tertentu dan dibentuk sedemikian rupa. Sama seperti manusia yang berasal dari material yang kosong pada awalnya lalu diolah pada kondisi 'temperature' tertentu oleh lingkungan keluarga atau bahkan lingkungan sosialisasi bermasyarakat sehingga menjadi membentuk dan terbentuk.  Tahapan selanjutnya merupakan tahapan 'first insigt' yang dipancarkan atau diperlihatkan melalui proses printing atau amplas dari hasil tempa

Hal Paling Menyedihkan Bagi Seorang Wanita

Hal paling menyedihkan bagi seorang wanita bukan tidak bisa membeli barang yang didambakan atau diinginkan tidak terbeli, bahkan diselingkuhi pasangan. Tidak!  Hal yang paling menyedihkan adalah ditinggal meninggal duluan oleh pasangan dan ditinggal meninggal duluan oleh anak. Tanpa alasan, kedua hal ini terlihat jelas dimata saya.  Saya adalah seorang anak dan seorang cucu yang melihat dua orang wanita 'menderita'.  Mama saya saat ini sibuk dengan merenovasi rumah kami, biasanya dia punya temen untuk ngobrol sebelum atau setelah tukang-tukang pulang untuk rencana selanjutnya seperti beli bahan material yang kurang bahkan pergi dengan satu motor ketoko material.  Mungkin saat ini yang terasa bagi dia ketika acara adat Batak seperti pernikahan. Biasanya Bapak saya selalu hadir diacara-acara adat Batak tentunya karena sebagai Tulang ataupun sebagai Bapa Uda. Disaat itulah saya melihat Mama saya sendirian saat ini, perbedaannya dulu dan sekarang adalah dulu adanya Bapak saya disam

Belajar dari Profiterole

Belajar dari Profiterole,  Profiterole atau biasa yang dikenal Kue sus.  Kalo ada satu piring dan berisi beberapa Profiterole, semua akan terlihat seragam. Tapi kalo ketika dirasakan dan dimakan tentu ada kejutan dari macam-macam rasa. Sama kaya kita, kalo kita ada disatu perkumpulan tentu masing-masing individu punya kejutan yang berbeda antara yang lain. Kejutan itu bisa dilihat atau dirasakan kalo kita mencoba dekat. Selama masih ada jarak, disitu juga terlihat seragam.  Profiterole juga mengajarkan isi atau rasa yang berbeda akan menunjukan tiap karakter, sama seperti kita yang tercipta punya karakter yang berbeda. Tentu rasa juga berbeda, seperti orang memilih KFC atau MCD. Padahal keduanya ada dibisnis yang sama. Apalagi bicara hal yang dari mata, perasaan sampai kepada otak atau pemikiran.  Profiterole juga mengajarkan tahu batasan dan aturan, ketika orang memakan harus memilih sekali makan, beberapa kali atau metode-metode tertentu sehingga tidak sampai meluber. Sama seperti ki

Habib Husein Jafar

Habib Husein Jafar, mungkin banyak orang mengenal beliau sebagai tokoh umat Islam di Indonesia sebagai Habib tersesat (re: pemuda tersesat). Dia adalah orang yang menginspirasi banyak orang, termasuk gua.  Sebagai orang Kristen, justru keimanan gua semakin kuat dan tumbuh karna beliau. Banyak hal pertanyaan-pertanyaan yang terkait tentang Islam itu sendiri. Secara pribadi engga pernah sekalipun bertanya dikolom komentar media sosial beliau dan pemuda tersesat. Secara pribadi pertanyaan-pertanyaan mengenai keresahan yang ada dihati dan pikiran gua dijawab semua oleh beliau tanpa harus gua bertanya.  Gua percaya satu hal tentang rencana Tuhan, ketika kita punya pertanyaan yang kita bingung dan engga ngerti maksudnya apa. Terlebih kita menyerahkan diri sepenuhnya sama Tuhan akan pertanyaan itu, disitulah kebesaran Tuhan ada. Lewat Habib Husein Jafar gua ngerasa pertanyaan mengenai keimanan Kristen dijawab. Bagaimana cinta kasih itu penting, bagaimana cara merespon sesuatu, bijak dalam per

Sukses = Kaya?

Kita sebagai manusia pasti punya impian, sukses dibidang masing-masing. Tapi kenapa sukses itu seperti sama kaya orang-orang kebanyakan. Sukses sama dengan kaya?  Jujur buat gua sukses itu engga sekedar kita kaya dan punya materi aja, tapi sukses buat gua itu banyak hal. Sukses dapet kerjaan yang selama ini kita pengen misalnya. Sukses punya penghasilan tambahan misalnya. Tentang sukses sama dengan kaya, menurut gua engga tepat. Mungkin gua akan lebih milih sukses financial freedom. Ya kaya namanya aja freedom, kita mesti punya rencana-rencana a b c biar bebas. Dibandingin sukses sama dengan kaya, prefer lebih sukses untuk financial freedom.  Tapi sukses buat gua itu terlalu banyak banget sub-nya, makanya versi gua bilang kalo orang itu mesti harus selali improve buat mencapai kesuksesan.  Kesuksesan engga cukup cuma satu kesuksesan, mesti ada kesuksesan-kesuksesan yang lain supaya jadi kesuksesan yang mayor.  Banyak hal kekhawatiran seiring umur bertambah, kalo diinget-inget lagi.  Wa

#STOPNARKOBA #AJAKMAINGUNDU

#STOP NARKOBA #AJAK MAIN GUNDU Kita semua tahu masalah yang lagi dicanangkan Pemerintahan Jokowi itu (salah satunya) pemberantasan narkoba. Penulis gak ngebahas apa itu isinya narkoba, macem-macemnya atau apalah karna penulis juga belom yakin tau tentang itu. Penulis mau bertukar pikiran, "tapi bagaimana kita berteman dengan user?". Menurut saya sebenarnya berteman itu dengan siapa saja (pilihan kok) sekalipun mereka pemakai narkoba aktif. Hal yang terpenting adalah bagaimana kita buat pertahanan buat diri kita sendiri ataupun orang lain disekitar kita. Penulis percaya betul bahwa narkoba itu merusak bahkan bisa satu sampai dua generasi sekaligus. Mengenai hal ini yang penulis tidak percaya adalah menjauhi pengguna narkoba, karena sifat seperti itu adalah buruk lebih buruk dari sifat user itu sendiri. Lanjut, Terlepas dari narkoba, menurut kalian lebih buruk mana menjauhi atau menjebak teman ke pihak berwajib? Coba mari kita berpikir, sepertinya sih bukan masalah kalian