Hal Paling Menyedihkan Bagi Seorang Wanita

Hal paling menyedihkan bagi seorang wanita bukan tidak bisa membeli barang yang didambakan atau diinginkan tidak terbeli, bahkan diselingkuhi pasangan. Tidak! 

Hal yang paling menyedihkan adalah ditinggal meninggal duluan oleh pasangan dan ditinggal meninggal duluan oleh anak. Tanpa alasan, kedua hal ini terlihat jelas dimata saya. 

Saya adalah seorang anak dan seorang cucu yang melihat dua orang wanita 'menderita'. 

Mama saya saat ini sibuk dengan merenovasi rumah kami, biasanya dia punya temen untuk ngobrol sebelum atau setelah tukang-tukang pulang untuk rencana selanjutnya seperti beli bahan material yang kurang bahkan pergi dengan satu motor ketoko material. 

Mungkin saat ini yang terasa bagi dia ketika acara adat Batak seperti pernikahan. Biasanya Bapak saya selalu hadir diacara-acara adat Batak tentunya karena sebagai Tulang ataupun sebagai Bapa Uda. Disaat itulah saya melihat Mama saya sendirian saat ini, perbedaannya dulu dan sekarang adalah dulu adanya Bapak saya disamping Mama saya dan saat ini saya sekedar antar Mama ke acara adat Batak. Seperti seorang anak kecil remaja yang ada ditempat baru. Saya tau, posisi Bapak saya tidak bisa digantikan oleh saya dimata Mama. Ya begitu 'menderita' menjadi seorang wanita dan Mama. Tentu sangat wajar kenapa sosok Ibu selalu yang pertama. 

Yang kedua adalah Opung saya. Beberapa Minggu lalu, saya datang kerumah Opung di Jakarta. Tentu dikondisi saat ini memakai masker tentu tidak mudah untuk dikenali. Bertanyalah beliau kepada saya, ise do ho? Artinya siapa anda? Saya jawab Reynaldi ini, Opung. Lalu Bou saya bantu untuk bisa dikenali oleh Opung, ini Reynaldi anaknya si Openg. Ya Openg panggilan untuk Bapak saya. Seketika nangislah dia didepan kami. Lalu dipegang kepala saya dan nangis dikepala saya. 

Sekejap langsung diem dan tidak tahu harus apa, karena dikondisi seperti itu sangat membingungkan. Lalu ceritalah Bou kepada saya, dia inget sama anaknya. Yang buat kaget adalah dia berkata nunga loja au do bah, lao mate ma au. Saya jawab jangan dululah Opung. Mungkin dia jauh lebih 'menderita' karena disudah ditinggal pasangannya belasan tahun dan beberapa anaknya. 

Hal paling 'menderita' menurut saya adalah rasa kesepian. Dimana kita tidak bisa saling bertukar cerita bahkan canda dan tawa dengan 'teman terdekat' kita. 


RS. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melubangi Batu Terkeras

Kinematikan dan Dinamika - Kecepatan Sudut

Kabar Terkabari.